Persahabatan yang Membingungkan...
Cerita ini dimulai, saat aku baru
masuk SMA. SMA masa-masa yang kata orang masa yang paling menyenangkan
dan itulah kenyataannya. Semenjak aku masuk SMA, aku harus ngekos dan
disini aku tinggal bersama teman dan sekaligus sahabatku.
Dan disini aku juga punya teman
yang bersebelahan dengan kos kami. Hari pertama tinggal bersama, kami
merasa cocok semua pekerjaan kami lakukan bersama tetapi lama-kelamaan
sifat sahabatku menunjukkan perubahan yang sangat drastis. Awalnya,
segala sesuatu kami lakukan bersama tetapi terkadang tidur, makan dan
belajar dia lakukan di kos sebelah.
Aku mengira dia mungkin ingin
tinggal bersama dengan temanku itu. Semenjak itu, aku selalu melakukan
segalanya sendiri. Terkadang ada perkelahian yang membuat kami harus
saling menjaga ego masing masing. Pernah suatu ketika kami bertengkar
hebat saat itu memang aku yang bersalah. Ceritanya begini, malam itu dia
belajar dan makan di kos sebelah dia bolak balik dari kamar kami ke
kos sebelah karena dia sedang memasak nasi.
Dan saat itu, aku mengunci pintu
karena aku akan tidur. Dan saat itu dia masuk, sebelum ia keluar ia
berpesan dengan nada yang agak tinggi supaya tidak menutup pintu. Tapi,
karena menunggu terlalu lama dan juga aku sudah mengantuk akupun
mengunci pintu. Aku mengira dia akan menginap di kos sebelah seperti
biasa tapi ternyata tidak. Tepatnya pukul 10 malam dia membangunkanku
dengan menggedor pintu keras-keras. Aku sempat mendengar dia di tegur
oleh bapak kos kami karena terlalu ribut dan mengatakan,
”mungkin temanmu sudah tidur karena dia mengira kamu akan tidur di kamar sebelah”.
Dan akhirnya, akupun terbangun
dan langsung membukakan pintu. Saat itu, dia memarahiku tapi tidak
dengan nada yang keras istilahnya “ngerumun” aku merasa sangat bersalah.
Malam itu, aku tidak bisa tidur karena kepikiran atas peristiwa malam
itu. Peristiwa malam itu awal dari pertengkaran kami. Setelah peristiwa
ini, dia menangis tapi aku tidak berani menegur atau melakukan apapun
karena aku merasa sangat bersalah dan akupun pura pura tertidur.
Pagi harinya, kami saling
menyapa pun tidak, apalagi berangkat sekolah yang semula kami lakukan
bersama. Selama pertengkaran ini, aku bersama dengan seorang teman,
seorang anak SMP?. Aku melakukan segala sesuatu bersama dia, tapi itu
berlaku saat aku berkelahi dengan sahabatku saja terlepas dari itu kami
biasa biasa saja. Bukan, berarti aku melantarkan teman. Selama kami
bertengkar aku sering mendengarnya menangis tapi aku tidak berani
menegur atau melakukan apapun soalnya aku takut membuatnya marah. Pernah
suatu malam saat dia sedang mencuci dia menegurku,”kamu kenapa sihh,,,
maaf atas perbuatanku selama ini memang kalau aku lagi marah aku tidak
bisa mengontrol mulutku ”, katanya. ” tidak apa-apa ini memang semua
salahku,” jawabku. Semenjak malam itu kami pun berbaikkan, sifat
sahabatku mulai berubah seperti semula. Semenjak itu, dia selalu
mengerjakan apapun bersamaku seperti pertama kali kami tinggal bersama.
Dan mulai saat ini, aku akan menjaga persahabatn ini.
Aku akan lebih mengerti semua sifat sahabatku dan allhamdulillah sampai saat ini kami tidak mempunyai masalah. Mudah mudahan ini bertahan sampai akhir hayat kami.
By : Nurul Aini