Novel...

Cerita Novel - "Tentang Cinta"!!!

Sheren masih belum mampu melupakan Ray kekasihnya yang telah meninggal 1 tahun lalu. Karena terserang kanker. Sheren larut dalam kesedihan, hingga ia mengasingkan diri disebuah kota kecil, hampir 1 tahun lamanya. Tiba - tiba, Evan muncul dikehidupannya. Ia menceritakan kembali hari - hari sedih Sheren.

Bagi Evan, Sheren seperti memberi harapan cinta baru, yang sudah lama tidak dirasakannya. Dulu Evan pernah mencintai Audy, tetapi Audy meninggalkannya dengan alasan ingin menikah dengan laki - laki lain.

Kebersamaan antara Evan dan Sheren menimbulkan rasa saling memiliki dan saling membutuhkan satu sama lain. Walau perkenalan mereka singkat, mereka tidak ingin kehilangan. Sheren mampu menemukan kebahagiaan yang telah lama hilang, dan Evan mampu melupakan Audy.

Tetapi, tiba - tiba Audy datang kembali ke kehidupan Evan. Mereka bertemu di rumah sakit di kota kecil tersebut. Tanpa diketahui oleh Audy, obat yang ada di genggamannya terjatuh. Evan menanyakan kepada Sheren, kira-kira itu obat apa. Lalu Sheren ingat, bahwa obat yang dibawa Evan sama dengan obat yang dikonsumsi Ray. Ya, itu adalah obat kanker. Dan ternyata Audy mengidap kanker, maka dari itu meninggalkan Evan.

Evan harus menetapkan pilihan, karena cinta tidak mengizinkan memiliki keduanya. Evan memutuskan untuk kembali kepada Audy, wanita yang dia cintai, sampai detik ini dan menemani sisa hidup Audy yang sedang kritis melawan kanker.

Mungkin Evan harus melanjutkan hidup dengan Audy, sementara Sheren, ia harus belajar memaafkan dan belajar merelakan banyak hal demi cinta.

Novel ini menarik untuk dibaca karena isi dari cerita ini adalah pilihan seorang pria untuk mencintai 1 orang wanita diantara 2 pilihan wanita...

Transportasi Umum..........

Pembenahan Transportasi Umum!!!


Lagi - lagi transportasi umum yang menjadi permasalahan utama bagi semua masyarakat. Misalnya di ibukota jakarta ada beberapa transportasi umum yang tersedia, yaitu : mulai dari angkot, metromini, kereta api, bahkan yang baru - baru ini adalah busway untuk menggantikan angkota maupun metromini. PENGELOLAAN sarana transportasi umum dinilai tidak serius. Buktinya, kualitas sarana transportasi khususnya yang bersifat umum, rendah.

Untuk penggunaan transportasi yaitu angkot atau metromini masih saja ada yang mengangkut ataupun menurunkan penumpangnya disembarang tempat karena dapat menimbulkan kemacetan. misalnya metromini jurusan manggarai - pasar minggu. metromini tersebut menaikkan atau menurunkan penumpang semauanya mereka dan tidak melihat kendaraan disekitarnya yang bisa mengganggunya. Bahkan berhenti untuk mencari penumpang yang begitu lama sehingga menimbulkan kemacetan yang amat panjang. Bahkan di angkot maupun metromini rawan terhadap tindakan kriminal. Sebaiknya kepada para aparatur harus melakukan penertiban terhadap angkot maupun metromini agar para supir angkutan bisa lebih tertib. Dan tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.

Untuk penggunaan transportasi kereta api untuk dikereta ekonomi bahkan masih ada yang naik di atap kereta padahal naik di atap kereta bisa membahayakan diri sendiri. bahkan dikereta ac ekonomi pun yang merupakan kereta dengan tingkat fasilitas yang dibilang bagus bahkan disetiap jam pulang kantor begitu penuhnya sampai pintu kereta dibuka untuk mengangkut penumpang yang begitu banyak. oleh karena itu, pihak PT KAI harus menambah sedikit demi sedikit kereta yang ada. Dikarenakan jumlah penumpang yang menggunakan kereta api semakin banyak jadi jumlah penumpang harus sesuai dengan fasilitas kereta yang ada. Dan pengaturan Sistem Informasi kereta api agar dapat mengangkut penumpang yang begitu banyak dengan memberikan kenyamanan terhadap penumpangnya.

Untuk penggunaan transportasi busway masih banyak kendaraan bermotor yang menggunakan jalur busway jadi perlu sterilisasi terhadap jalur busway, ketersediaan bahan bakar gas, dan pengalihan awak bus reguler ke bus Transjakarta.

Langkah - langkah lain yang bisa mengatur pembenahan transportasi umum antara lain :
  • Langkah pertama yaitu segera memberlakukan integrasi tiket busway, kereta api Jabodetabek, dan buskota untuk mempermudah akses masyarakat dalam menggunakan angkutan umum. Menurutnya integrasi tiket dapat membantu warga Jakarta menggunakan moda transportasi yang berbeda tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi dan mempercepat warga sampai ditempat tujuan.
  • Langkah kedua yang diusulkan yakni memberlakukan zona parkir untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), fungsi pelayanan dan pembatasan kendaraan pribadi.
  • Langkah ketiga yaitu membenahi sistem kelembagaan di Dinas Perhubungan, dan Bina Marga/Jasa Marga.
  • Langkah keempat, memberi kewenangan kepada suku dinas masing-masing wilayah agar dapat bertanggung jawab terhadap kondisi dan lalu-lintas di wilayahnya dengan menerapkan local area traffic management (manajemen lalu-lintas area lokal).
Langkah kelima, melakukan penegakan hukum secara tegas dalam aturan lalu lintas di Jakarta guna membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, dan murah.

Sumber :
http://jakarta.tribunnews.com/2011/10/21/tkj-usulkan-lima-langkah-pembenahan-transportasi

Royal Wedding

Royal Wedding Puteri Keraton Yogyakarta!!!


Bulan Oktober 2011 ini, Yogyakarta akan mengadakan hajatan besar selama 4 hari berturut-turut, yaitu perayaan acara pernikahan Putri Bungsu Keraton Jogja: Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastuti Wijareni yang akan menikah dengan Achmad Ubaidillah. Prosesi akan dilaksanakan tanggal 16 – 19 Oktober 2011 mendatang bertempat di Bangsal Kepatihan Komplek Kantor Gubernur Yogyakarta di Jalan Malioboro. pesta perayaan akan digelar dalam dua sesi, dari pukul 10.00–12.00 WIB untuk tamu VVIP, yaitu RI 1, RI 2, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Lembaga Tinggi Negara dan lainnya. Setelah itu, pengantin akan mengelilingi Yogyakarta naik kereta dan selesai sekira pukul 17.30 WIB. Kemudian persiapan untuk menyambut tamu VIP malam harinya. Sehingga terdapat 2 kali acara resepsi.

Yang menarik perhatian adalah bahwa calon mempelai pria bukan berasal dari keluarga bangsawan, melainkan hanya masyarakat biasa. Namun Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak mempermasalahkan itu. Bahkan kelak mempelai Pria akan mendapat gelar Gusti Pangeran Haryo (GPH) dari Keraton Jogja.

Cinta tak memandang kasta. Kalimat bijak tersebut berlaku pada pernikahan antara Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastuti Wijareni (Jeng Reni) dan Achmad Ubaidillah (Ubai). Jeng Reni merupakan putri bungsu Raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Ubaid merupakan warga baisa dan berstatus pegawai negeri.

Pernikahan putri kraton dan rakyat biasa tersebut menjadi magnet moralitas sosial Kraton Yogyakarta. Ini dibuktikan dengan apresiasi dan simpati warga Kota Gudeg, yang memperlakukan pernikahan tersebut sebagai pesta budaya rakyat. Maka, prosesi pernikahan Jeng Reni dan Ubaid, dari Minggu Kamis (16 - 19/10) menyatu dengan pesta rakyat. Malioboro sebagai salah satu poros penghubung dengan Kraton, akan dipenuhi pesta makanan dan kesenian.

Jeng Reni merupaka putri ke lima dari Sri Sultan HB X dan GKR Hemas, lahir di Yogyakarta 18 September 1986, alumnus International Hospitality Management Institute Swiss. Seperti pernikahan kakak-kakaknya, warga Yogyakarta selalu mengapresiasi dengan penuh sukacita. Banyak pihak memperkirakan suka cita dari warga terhadap putri bungsu Sultan, melebihi perhelatan serupa pada putri-putri kraton sebelumnya. Tidak hanya nuansa budaya yang mengilhami, terselip pesan politik yang samar berkaitan perjuangan warga Yogyakarta untuk mempertahankan keistimewaan provinsi ini. Karena itu pesta rakyat di Malioboro tak lepas dari sentuhan komunitas pro-perjuangan Yogya Istimewa, yang dikoordinasi oleh Sekretariat Bersama Keistimewaan Yogyakarta.

Sang Menantu Sultan, Ubai, lahir di Jakarta pada 26 Oktober 1981. Dia merupaan warga biasa, kedua orangtua asli Lampung, karirnya sebagai PNS Badan Pertanahan (ayah ubai) dan PNS Kementerian Agama (Ibunda Ubai). Ubai juga berstatus PNS di Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) dan menjabat Kasubid Komunikasi Politik Bidang Media Cetak. Pria berbadan tegap tersebut alumnus Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor dan master pemerintahan dari Institut Ilmu Pemerintah (IIP) Jakarta.

Derajat keilmuan keduanya seperti ikut menyatukan antara darah biru dan warga biasa. Kesetaraan keduanya lebih direkatkan dengan gelar kebangsaan yang secara otomatis melekat pada keluarga kesultanan. Jeng Reni menyandang gelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara da Ubai menangku gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara. Gelar tersebut berdimensi militer/keprajuritan kraton. Konon, penetapan gelar memerlukan diskusi selama sebulan.

adapun prosesi pernikahan putri kraton Yogyakarta tersebut adalah :
16 Oktober : Prosesi Nyantri
17 Oktober : Siraman - Majang - Pasang Tarub
18 Oktober : Ijab - Panggih - Resepsi (NB: Kirab pukul 16.00)

Pesta keraton dan rakyat

Perhelatan royal wedding antara Jeng Reni dan Ubai berlangsung mulai Minggu (16/10). Calon pengantin putra menjadi santri (nyantri) atau prosesi pengantin pria masuk Kraton Yogyakarta, calon pengantin putri menjalai tradisi pernikahan kraton seperti sungkem kepada raja/orangtua, pengajian di Masjid Panepen Kraton Yogyakarta. Masjid tersebut sebagai tempat ijab qabul.

Senin (17/10), kedua calon mempelai menjalani siraman di Bangsal Sekar Kedaton, upacara tantingan atau Sri Sultan mewancarai putrinya tentang kesiapan menikah. Selasa (18/10), kedua calon mempelai melaksanakan ijab qabul di Masjid Panepen dipimpin Sri Sultan dan pertemuan kedua penganten yang disaksikan tamu khusus antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono. Pesta pernikahan dilaksanaan sore hari, dimeriahka dengan kirab budaya dari Kraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan, mempelai naik kereta kencana diiringi dengan prajurit Kraton Yogyakarta. Kamis, (19/10), upacara ngabekten dan pamitan. Sri Sultan akan menyampaikan pesan-pesan dan nasihat kepada menantu dan putrinya di Bangsal Kesatriyan Kraton.

Kirab budaya manjelang pesta pernikahan di Bangsal Kepathan merupakan perpaduan pesta kraton dan rakyat. Pasangan pengantin akan diarak dari Kraton Ngayogyakarta menuju perempatan Kantor Pos Besar (Monumen Serangan Umum 1 Maret), menyusuri Jalan Malioboro. Adik kandung Sri sultan, GBPH Joyokusumo menyatakan kirab melibatkan lima kereta kuda, tiga di antaranya kereta tertutup (kaca). Da kereta tertutup dipergunakan oleh orangtua dari masing-masing pengantin. Sedangkan kedua mempelai akan menggunakan Kereta Kencana Jongwiyat yang ditarik oleh kuda. Kereta sang pengantin dikawal oleh 12 kuda yang dinaiki para penari Persan Lawung, 12 prajurit keraton (Prajurit Mantrijeron dan Wibrobrojo) yang melambaikan lambing bendera Gula Kelapa.

Pesta perikahan kraton juga menjadi pesta rakyat. Sekretariat Bersama Keistimewaan mengoordinasikan pesta rakyat mulai Senin-Rabu (16-18/10). Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra menyatakan Kraton tak mungkin menampung semua warga yang ingin menyaksikan pernikahan di dalam kraton. Sebagai gantinya, warga bisa menonton melalui layar lebar dan ikut pesta dengan menikmati hidangan gratis. Ratusan penjual angkringan menyediakan makanan gratis bagi warga yang ikut menyaksikan pernikahan. Pesta makaan gratis dipusatkan di sekitar Monumen Serangan Oemoem 1 Maret atau di titik nol. Kemudian pesta seni rayat dari berbagai daerah di Yogyakarta dan luar kota d Jateng.

Sri Sultan HB X menyatakan pesta pernikaan putrinya bukan dari dan untk kraton saja. Momen ini jugabagian dari pesta budaya dan pesta rakyat. Dia menyampaikan terima kasih. "Prosesi pernikahan ini bisa jadi aktivitas seni budaya. Ini momen kebersamaan dan itulah kekuatan Yogyakarta," kata Sultan
di antaranya :

1. Pada 16 Oktober 2011 berlangsung prosesi Nyantri. Dalam prosesi ini diselipkan upacara “plangkahan”. GKR Bendara yang bungsu ini musti mendahului kakak perempuan nomor empat (Sultan dan Ratu Hemas dikaruniai lima anak, semua putri) yang masih studi di luar negeri. Oleh karena itu harus ada upacara melangkahi atau plangkahan.

Kejanggalannya: Kata Mbah Dulrohim, yang sehari-hari nyepi di Parangtritis, dalam sejarah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tak boleh ada anggota kerajaan yang secara terbuka nikah terlebih dahulu dari yang lebih tua (kakak). Ini terkait soal martabat, dan Kraton sangat menjunjung tinggi martabat!

Permaklumannya, barangkali ini sudah zaman modern, jadi tak persoalan bila ada “yang muda” mendahului “yang tua” dalam pernikahan. Tetapi, ini kraton yang jadi pusat budaya adiluhung, apa iya harus kalah dengan modernisasi?

2. Pada 18 Oktober 2011, pukul 16.00 wib, berlangsung prosesi kirab pengantin dari Kraton menuju Kepatihan.

Kejanggalannya: Biasanya kirab itu untuk anak sulung (putra mahkota) kraton. Wajar jika GKR Pembayun (putri sulung/putri mahkota) dikirab saat pernikahannya dulu. Namun untuk putri kedua dan putri ketiga, tak ada kirab saat mereka menikah. Tiba-tiba, putri bungsu ini kok dikirab? Ada apa ini?

Permaklumannya, barangkali budaya tinggi musti kompromi dengan budaya pop, sehingga tradisi kraton disisihkan saja. Maka, kirab pun dilangsungkan demi promosi wisata sekaligus menghibur rakyat Jogja yang berjejalan di sepanjang Malioboro.

Kejanggalan lain: Rute kirab dari Kraton-Kepatihan, kenapa bukan Mubeng Beteng? Semua tahu, rute ritual kraton itu ya Mubeng Beteng, bukan menelusuri Malioboro. Saat GKR Pembayun menikah, kirabnya juga Mubeng Beteng. Secara historis tradisi Mubeng Beteng berkembang sebelum Mataram-Hindu. Saat itu disebut muser atau munjer (memusat), berarti mengelilingi pusat. Dalam konteks ini mengelilingi pusat kerajaan. Sumber lain menyebutkan Mubeng Beteng justru berawal dari Kerajaan Mataram (Kotagede) saat merampungkan pembangunan benteng mengelilingi Kraton tepat satu Suro 1580. Prajurit rutin mengelilingi (mubeng) benteng untuk menjaga Kraton. Dalam perkembangannya tugas ini dialihkan dari prajurit kepada abdi dalem, dan para abdi dalem itu bertugas dengan membisu sembari membaca doa-doa di dalam hati agar mereka diberi keselamatan.

Permaklumannya adalah melihat perkembangan situasi sekaligus konteks pariwisata. Nah, betul kan demi wisata? Kata panitia, kalau Mubeng Beteng diterapkan sekarang, itu menyita banyak waktu. Lagi pula ini bukan kirab tapi miyos dari Kraton ke Kepatihan. Tetapi, kenapa GKR Pembayun bisa Mubeng Beteng? Toh rute lebih panjang dan rakyat lebih punya tempat lebih leluasa. Ada rumor, karena ini si bungsu cukuplah rute dikasih saja Kraton-Kepatihan (Malioboro) yang lebih pendek dan nilai spiritualnya jauh di bawah Mubeng Beteng!

3. Pada 18 Oktober 2011, malam, berlangsung resepsi di Kepatihan.

Kejanggalannya: Lho kok di Kepatihan yang nota bene di luar kompleks kraton? Para sesepuh di Jogja berbisik-bisik, ketiga putri pertama resepsi di lingkungan kraton, kok yang ini malah di kepatihan (di luar kraton). Dalam sejarahnya kepatihan itu identik dengan pusat patih (namanya juga kepatihan ya?). O ya, kepatihan ini berada di Jl Malioboro yang sehari-hari jadi pusat kantor gubernur. Letaknya nyaris di ujung utara Malioboro.
Ada rumor, karena mempelai pria bukan darah biru, resepsi berlangsung di luar kraton saja!

Permaklumannya, pihak kraton konon mau menghidupkan kembali tradisi yang berlangsung pada era Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Saat itu resepsi pernikahan berlangsung di Kepatihan.

Itulah rumor yang beredar di kalangan sesepuh warga Jogja. Jelas tak muncul di media. Takut kuwalat sama Sultan! Tetapi, ada baiknya para ahli budaya Jawa maupun pihak Kraton mau membuka diri menjelaskan duduk persoalannya. Jangan sampai ada rumor di tengah pesta agung ini.

Sumber :
http://www.jogjawae.com/pernikahan-putri-bungsu-keraton-jogja.html
http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/10/prosesi-pernikahan-putri-bungsu-keraton.html

Etika Berpakaian

Etika Berpakaian di Lingkungan Perkuliahan!!!

Lingkungan perkuliahan memang dibilang sudah bebas dalam hal berpakaian. Beda sewaktu masih bersekolah SD, SMP, maupun SMA. karena masa SD sampai SMA masih berpakaian yang sudah ada aturannya, misalnya waktu SD berpakaian baju putih celana merah untuk seragamnya. seragam SMP baju putih celana panjang biru. Untuk seragam SMA baju putih celana panjang abu - abu. Sedangkan diperkuliahan berpakaian bebas asalkan sopan dalam berpakaiannya.

Contoh berpakaian dikampus bagi pria :
  1. Untuk baju memakai yang sopan. Tidak menggunakan kaos oblong (untuk bermain) ataupun pakaian yang tidak layak dipakai untuk kuliah.
  2. Untuk celananya menggunakan celana panjang Jeans atau bahan (tidak robek-robek pada bagian celananya).
  3. Menggunakan sepatu untuk kuliah. karena akan terlihat lebih sopan, jangan menggunakan sendal ke kampus karena tidak bagus untuk dipandang jika kuliah menggunakan sendal. Dan dalam bersepatu pun harus menggunakan yang benar untuk dipakainya. Karena masih ada saja menggunakan sepatu yang masih di injak pada bagian belakang sepatunya.

Contoh berpakaian dikampus bagi wanita :
  1. Untuk baju memakai yang sopan juga. Jangan menggunakan pakaian yang bisa menimbulkan kesan - kesan yang tidak baik. misalnya pakaiannya terlalu ketat untuk dipakainya, dianjurkan untuk tidak menggunakannya.
  2. Untuk celananya menggunakan celana jeans.
  3. Alangkah baik nya menggunakan jilbab untuk membiasakan diri menutup aurat.
  4. Menggunakan sepatu yang sewajarnya. Alangkah baiknya tidak menggunakan sepatu highhill karena perkuliahan untuk menuntut ilmu bukan untuk bergaya.